Lamongan Kota Bersejarah
Dalam buku-buku sejarah Kabupaten Lamongan diyakini bahwa Kabupaten Lamongan memiliki sejarah kemasyarakatan yang sangat kuno semenjak pra-sejarah. Hal ini dibuktikan dengan temuan benda-benda berupa kapak corong, candrasa dan gelang-gelang di Desa Mantup Kecamatan Mantup yang berarti wilayah Lamongan telah dihuni manusia sejak masa prasejarah. Bukti lainnya ditemukan nekara perunggu, manik-maik kaca, lempengan emas, benda-benda besi, gerabah, tulang binatang, dan lainnya yang diyakini sejarawan berasal dari masa perundagian di Desa Kradenanrejo Kecamatan Kedungpring. Seiring dengan waktu pengaruh Hindupun agaknya cukup luas.
Arca Lingga dan Yoni ditemukan di wilayah Lamongan sebanyak 7 buah tersebar di wilayah Kecamatan Lamongan, Paciran, Modo, Sambeng, Kembangbahu, dan Sugio. Sedangkan prasasti dari masa Majapahit sebanyak 43, 39 diantaranya diguris diatas batu dan yang 4 buah diguris di lempengan tembaga yang disimpan di Musium Nasional Jakarta.
Sebaran prasasti tersebut adalah 2 buah di Ngimbang, 2 buah di Mantup, 7 buah di Modo, 8 buah di Ngimbang, 9 buah di Sambeng, 6 buah di Bluluk, 2 buah di Sugio, 1 buah di Deket, 1 buah di Turi, 1 buah di Sukodadi, 1 buah di Babat, 1 buah di Brondong, dan 2 buah di Paciran.
Diyakini pada abad XIV Lamongan ada pada wilayah kekuasaan Majapahit. Pada masa perkembangan Islam seiring dengan surutnya kerajaan Majapahit.
Para penyebar agama islam diidentifikasi masyarakat sebagai para Wali yang berarti orang yang taat pada Allah dan terpelihara dari maksiat. Terkait dengan penyebar agama islam ini ditemukan sedikitnya 8 makam kuno antara lain:
1. Makam Sunan Drajat di Desa Drajat Kecamatan Paciran.
2. Makam Mbah Deket atau Sunan Lamongan di Desa deket Kecamtan Deket.
3. Makam Mbah Lamong yang oleh masyarakat Lamongan diyakini sebagai makam Rangga Hadi.
4. Makam Raden Nur Rahmat di Desa Sendang Duwur Kecamatan paciran.
5. Makam Pangeran Sedamargi di Mantup.
6. Makam Panembahan Agung Singadipuro di Dusun Badu kecamatan Pucuk.
7. Makam Mbah Barang di Desa Baturono Karangbinangun.
8. Makam Mbah Santri di Tenggulun Paciran.
Namun diantara kedelapan tokoh yang makamnya di mulyakan masyarakat Lamongan tiga tokoh yang ajaran-ajaran beserta peninggalan-peninggalannya yang masih lekat dengan masyarakat Lamongan. Yakni Sunan Drajat, Raden Nur Rahmat, dan Mbah Laamong atau Rangga Hadi