Lamongan's History
Lamongan, daerah yang penuh kekayaan akan alam dan budaya dengan Bupati pertama Tumenggung Surajaya dulunya adalah daerah yang terkenal miskin di Jawa Timur, tetapi seiring berkembangnya zaman dan pergantian para pemimpin atau Bupati, Lamongan dikit demi sedikit berkembang hingga mencapai puncaknya tahun 2001 sampai sekarang sejak kepemimpinan Bupati Masfuk S.H.
Daerah yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo “ Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok “ tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajatnya para Sunan dan Kyai “ Memayu Raharjaning Praja “ yang benar-benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam mensejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat “ Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono payung marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho “.
Dulunya Lamongan juga merupakan pintu gerbang ke Kerajaan Kahuripan, Panjalu, Jenggala, Singosari dan Kerajaan Mojopahit. Begitu juga sekarang, Lamongan Sebagai daerah persimpangan antara Tuban-Surabaya, Semarang-Jombang, dan Mojokerto.